Monday, July 18, 2011

JARAN KEPANG

Tanggal 17 Juli 2011

Dalam rangka menyambut dan memeriahkan hari kemerdekaan RI dan dalam rangka mempromosikan Desa Wisata Cacaban maka Para Warga Desa Cacaban berinisiatif untuk menampilkan tarian khas Kecamatan Singorojo d
engan Kuda Lumping yang berasal dari Desa Kertosari (Paguyuban Turonggo Kiskendo Putro).

Dalam rangka mengenalkan Desa Wisata Cacaban kepada masyarakat sekitar, warga desa Cacaban dengan rela hati mengeluarkan uang Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) untuk swadaya menanggap Jaran Kepang/Kuda Lumping/Jatilan.

Sunday, June 19, 2011

Kegiatan Pramuka SMPN 2 Brangsong di Curug Lieseng Cacaban

Kegiatan Pramuka SMPN2 Brangsong di Bumi Perkemahan Daerah Wisata Curug Lie Seng Cacaban, kegiatan ini berlangsung 3 hari dimulai pada hari Jum'at 17 Juni 2011 sampai dengan hari Minggu 19 Juni 2011. kegiatan hari kedua yaitu heiking menelusuri jalan setapak menuju Curug Lie Seng yang terletak disebelah utara Desa Wisata Cacaban kemudian berfoto bersama di tempat itu lalu dilanjutkan dengan bersih-bersih.






Tuesday, June 7, 2011

"Jelajah Lapangan: Desa Wisata Cacaban Kabupaten Kendal"


Maraknya pengembangan Desa Wisata dan Homestay dengan menawarkan kearifan lokal di Jawa Tengah membuat masyarakat di Desa Cacaban, Boja Kabupaten Kendal tergerak untuk menyulap desa Cacaban yang terletak di Kecamatan Singorojo menjadi sebuah desa wisata dengan beberapa aktraksi wisata alami yang ditawarkan.

salah satu homestay di Desa Wisata Cacaban
Homestay: dipertahankan aslinya untuk
menjaga kearifan lokal.


Sekedar memanfaatkan cuti bersama, sore itu (3/6), tim Jelajah Lapangan dari Sekretariat FPESD Jawa Tengah menyambangi desa Cacaban, + 35 km dari Kota Semarang. Suasana yang masih asri dengan pemandangan perbukitan yang hijau mengiring perjalanan tim ke desa Cacaban. Setibanya disana,  tim disambut hangat oleh Nasokah, salah seorang warga yang pemilik homestay. Tim disambut dengan hidangan khas desa Cacaban, gendar pecel,teh rosella, kopi khas Cacaban, perkedel jagung, blendung (makanan olahan dari jagung yang direbus dan ditaburi kelapa, red), ubi dan jagung rebus telah disediakan oleh pemilik homestay. "Beginilah makanan desa mas," ujar ayah satu anak tersebut kepada tim.  Sebuah bangunan yang sederhana, berdinding kayu, dengan udara yang masih sejuk dan hidangan yang nikmat membuat tim betah untuk berlama-lama sekedar duduk, mengobrol dan menikmati hangatnya komunitas warga setempat. "Kami serasa pulang kampung," ujar salah satu anggota tim. Hal seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat kota untuk melepas penat setelah beraktivitas di kantor.


Ditengah kebun kopi: Perjalanan
menuju ke Curug Lie Seng.



Gendar Pecel: hidangan utama
Desa Wisata Cacaban.



Keesokan harinya, setelah berbincang sambil menikmati sarapan hidangan khas Soto Cacaban, tim bergerak menuju salah satu atraksi wisata, Curug Lie Seng yang terletak lebih kurang 300 meter dari homestay tempat tim menginap. Hawa yang masih sejuk di track jalan setapak yang terjal, diantara kebun kopi dan perkebunan warga menambah keasikan petualangan tim yang akan dimulai pada pagi hari itu. Jalur yang dilalui tim biasanya dipergunakan oleh penggemar olah raga bersepeda untuk melakukan downhill atau bersepeda turun lembah, karena medan yang mendukung dan cukup memacu adrenalin saat mengayuh sepeda. Setelah 20 menit berjalan kaki, tim disajikan pemandangan yang luar biasa, sebuah curug yang masih perawan dengan debit air yang cukup besar mengobati rasa lelah setelah perjalanan yang cukup jauh dan melelahan. Indahnya pemandangan perkebunan dari atas perbukitan serta  air yang dingin dan segar akan memanjakan pengunjung yang datang ke curug tersebut. Dengan ditemani pemilik homestay,  tim mulai menyusuri terjalannya  jalan setapak menuju ke bagian bawah curug untuk sekedar mengabadikan pemandangan yang luar biasa indahnya.


     Menikmati Soto Cacaban


Kopi Cacaban: menikmati kopi olahan
khas desa Cacaban di pagi hari.


Terjal: Jalan setapak menuju Curug Lie
Seng


Curug Lie Seng Desa Wisata
Cacaban, Kab. Kendal

Perjalanan dilanjutkan ke atraksi wisata selanjutnya. Kali ini tim disuguhi wisata religi, makam Ki Ageng Surodadi yang merupakan sesepuh Desa Cacaban. Banyak wisatawan yang berkunjung ke makam tersebut, sekedar untuk berziarah mendoakan sebagai suatu tanda hormat kepada sang sesepuh desa. Tidak jauh dari makam Ki Ageng Surodadi, terdapatsendang (mata air, red) Keberkahan yang merupakan salah satu sumber mata air di desa Cacaban yang tidak akan pernah kering saat musim kemarau. Menurut sejarahnya, air yang berasal dari Sendang Keberkahan akan menambah berkah bagi siapa yang meminumnya atau menggunakannya untuk mandi, tim pun segera mengunjungi tempat tersebut. Air yang jernih dan dingin yang juga merupakan habitat ikan Wader (ikan air tawar berukuran kecil,red) juga ramai disinggahi warga saat bulan Muharram untuk menjamas pusaka. Disamping Sendang Keberkahan terdapat musholla Batu Pasholatan yang merupakan tempat sholat Ki Ageng Surodadi saat beliau pertama kali hijrah ke desa Cacaban. Tempat tersebut juga dipergunakan pengunjung yang akan menunaikan ibadah sholat bagi yang beragama Islam.


      Makam Ki Ageng Surodadi


          Sendang Keberkahan


Musholla Batu Pasholatan Ki Ageng
                  Surodadi
Pada akhir perjalanan sore itu, setelah dari atraksi wisata religi, tim disuguhi track yang sedikit menguras tenaga. Track tersebut juga dapat dipergunkan untuk olah raga bersepeda khususnya cross country, karena medan yang terjal membuat keasikan tersendiri pada penikmat olah raga bersepeda melintasi alam pedesaan. Tanjakan yang curam tidak membuat menyerah, tim terus melanjtukan perjalanan untuk kembali ke homestay. Setelah lebih 
kurang 200 meter berjalan kaki dari lokasi wisata religi, tim sampai di homestay milik Nasokah.


Tracking: Berjalan kaki dari makam
Ki Ageng Surodadi ke homestay.


Istirahat: Setelah berjalan dari makam
Ki Ageng Surodadi, tim Jelajah Lapangan
istirahat sejenakuntuk menikmati suasana
pedesaan
.

Sesampainya di homestay, tim ditawari untuk meminum air kelapa muda yang dicampur dengan gula Jawa dan sedikit es batu. Pada saat mendapatkan tawaran, tim menganggap biasa saja meminum air kelapa muda yang di campur gula Jawa, tetapi untuk yang satu ini berbeda. Salah satu anggota tim yang dianggap mampu diminta untuk memetik sendiri kelapa dari pohon kelapa yang ada di belakang homestay, setelah itu tim harus mengolah sendiri kelapa yang akan diminum airnya. Pemilik homestay hanya menyediakan parang untuk mengupas kelapa, gula Jawa, baskom kecil dan es batu saja, selanjutnya proses pengolahan diserahkan sepenuhnya kepada tim. Sungguh tawaran yang luar biasa, tidak perlu waktu lama tim sudah selesai mengolah kelapa muda yang dipetik sendiri dari pohonnya.  Hal tersebut mungkin tidak akan ditemui di kota seperti di Semarang dan kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah. Suasana desa yang damai, udara yang masih sejuk, pemandangan alam yang indah, kuliner pedesan yang khas serta hangatnya komunitas lokal membuat Desa Wisata Cacaban bisa menjadi salah satu tujuan wisata untuk keluarga anda.

Sunday, May 29, 2011

SEJARAH PERJALANAN RELIGIUS



PROFIL SINGKAT DESA WISATA CACABAN

Desa Cacaban terletak di Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal dengan ketinggian kurang lebih 350 m dari permukaan laut dengan luas sektiar 500,43 ha dan jumlah penduduk sekitar 497 KK.

Seiring dengan pencanangan Desa Wisata yang pantas digali potensi-potensi Desa untuk menambah Devisa Pemerintahan setempat, bagi anda yang memiliki modal untuk berinvestasi ada peluang yang sangat bagus di Desa Wisata yang satu ini, karena berada di jalur pariwisata yaitu : Curug Sewu ( Patean ) Agrowisata Ngebrug (Patean), Pemandian Air Panas Gonoharjo Nglimut ( Limbangan ), dan Gua Kiskendo ( Kertosari Singorojo ).
Sedangkan potensi yang ada di Desa Wisata Cacaban adalah Wisata Alam didukung pemandangan Alam yang indah dengan adanya Curug Lieseng, juga Wisata Religi : Punden Keramat/Makam Ki Ageng Surodadi, Sendang Keramat Biung Sami, dan Tempat Penjamasan Pusaka, selain itu juga bisa untuk tracking Sepeda dan menikmati wisata kuliner 





Thursday, May 26, 2011

Jalan-jalan berwisata ke Curug Lie Seng Cacaban
Sejak jaman dahulu kala di Desa Cacaban sudah ada curug lie seng yang terletak sebelah utara Desa Cacaban Kec. Singorojo Kab. Kendal, namun sampai saat ini keadaannya kurang diperhatikan oleh pemerintah, padahal potensi untuk dijadikan wisata sangat tinggi, maka sekarang saya berinisiatif untuk mengembangkan lokasi wisata tersebut, namun perlu dukungan dari berbagai pihak, baik Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Stakeholder terkait dan kesadaran masyarakat sekitar.

Selain itu juga ada potensi Wisata Religi, selama ini sudah banyak orang berkunjung walaupun hanya sekedar Ziarah ke Makam Mbah Surodadi.